Rejang Lebong – Seleksi Calon Dewan Pengawas Perumda Air Minum Tirta Bukit Kaba telah memasuki tahap akhir, dimana pada tahap ini calon Dewas (Dewan Pengawas) diwawancarai langsung oleh Bupati Rejang Lebong Drs.H.Syamsul Effendi,MM Selasa (8/8/2023) pagi itu diruang rapat Bupati.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Rejang Lebong Yusran Fauzi ST, Kabag Ekonomi Setdakab RL Sofan Wahyudi dan perserta Calon Dewas Pranoto Majid,SH.,M.Si dan Syafawi S.KM.
Usai acara berlangsung, Bupati mengatakan, seleksi wawancara tersebut merupakan tahapan ketiga atau tahapan terakhir.
“Menindaklanjuti hasil tim seleksi Dewas, hari ini kita telah melaksanakan tes wawancara dan diskusi kecil yaitu tahapan ke tiga atau terakhir,” ujar Bupati
Beliau juga menjelaskan, calon Dewas tersebut akan dipilih satu orang dengan ketentuan berlatar belakang sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang.
“Memang aturannya mengharuskan seperi itu, nantinya hanya dipilih satu orang saja antara Bapak Pranoto Majid atau Syafawi yang memang latar belakangnya dari ASN,” pungkasnya.
Besar harapan Bupati, siapapun yang nantinya terpilih menjadi Dewan Pengawas Perumda Air Minum Tirta Bukit Kaba untuk Periode Tahun 2022 – 2027 agar bisa cepat bersinergi dengan situasi dan kondisi di PDAM.
“Setelah diamanahkan sebagai Dewas, secapatnya mungkin silahkan bersinergi dengan situasi dan kondisi di PDAM itu,” tuturnya.
“Dan ingat jangan terlalu dakat dengan Direktur karena hal itu juga bisa berdampak kepada hasil fungsi pengawasan yang tidak maksimal nantinya,” sambungnya.
Bupati Syamsul juga mengharapkan Kondisi PDAM bisa mengalami perubahan.
Bupati berpesan kepada Dewan Pengawas yang terpilih nantinya bisa membawa perubahan, khususnya pelayanan dan pengaduan para pelanggan ataupun nasabah. Selain itu, Dewan Pengawas juga bisa memberikan arahan kepada Direksi jikalau didalam melaksanakan tugasnya menjumpai hambatan.
“Tolong jangan ada lagi keluahan dari masyarakat misalnya mengenali debit air yang tidak kecang, atau air yang kurang ataupun airnya yang kotor,” lugasnya.
“Jika fungsi kontrol pengawasan dilaksanakan dengan maksimal maka akan berdampak baik kepada PDAM secara keseluruhan,” tutupnya. (Adv/Bri)
